Bukit Gombel adalah salah satu wilayah yang terdapat di Kota Semarang, dahulu kawasan ini dijadikan sebagai pemakanan kuno dari etnis Tionghoa yang tinggal di Kota Semarang. Ada sebuah urban legend yang terkenal di antara masyarakat Semarang khususnya warga yang tinggal di daerah bukit gombel, bahwa bukit ini merupakan sarang dari hantu dalam mitologi jawa Wewe Gombel.
Digambarkan sosok Wewe Gombel adalah seorang wanita yang memiliki payudara menjuntai ke bawah bertubuh tinggi besar dan memiliki kegemaran menculik anak- anak yang diabaikan oleh orang tua mereka. Namun demikian sosoknya tak menyakiti anak- anak yang diculiknya, dia hanya ingin memberikan pelajaran kepada orang tua yang lalai akan anak- anaknya, jika orang tuanya sudah menyesal barulah Wewe Gombel mengembalikan anak mereka dengan keadaan baik.
Selain kepercayaan tersebut ada pula cerita tentang bukit Gombel ini yang terkait dengan sosok Kyai Pandanaran yang melewati kawasan ini saat hendak melakukan ziarah ke suatu makam di gunung Jabalkat. Karena bukit ini terjal dan curam Kyai Pandanaran menamai bukit ini dengan nama Gombel.
Bukit Gombel yang saat ini kita sering lalui merupakan jalan yang dibangun pada masa kolonialisme Hindia Belanda yang dipimpin oleh Baron van Heeckeren. Awalnya pembangunan jalan ini ditentang oleh masyarakat Tionghoa karena adanya makam para leluhur Tionghoa, dan untuk memindahkan makam diperlukan banyak prosesi dan ritual yang harus dilakukan, namun dengan besarnya pengaruh Pemerintah Belanda, tak banyak yang bisa dilakukan masyarakat Tionghoa yang akhirnya menyetujui pembangunan jalan ini. Diperkirakan masih banyak makam yang belum dipindahkan dan kini terkubur dibawah aspal maupun pemukiman warga setempat.
Sering terjadi kecelakaan maut di kawasan bukit gombel ini dipercaya masyarakat akibat kemarahan leluhur yang terusik karena pembangunan jalan, hingga akirnya masyarakat setempat melakukan sebuah ritual dan menanamkan kepala sapi sebagai bentuk tolak bala untuk menjaga para pengendara yang melintasi kawasan tersebut dan menjaga masyarakat sekitar.